Pages

Jumat, 06 Agustus 2010

Gangguan Seksualitas (Bagian 2)



1. DISFUNGSI SEKSUAL

A. PENGERTIAN (MENURUT PPDGJ III)
Disfungsi seksual meliputi berbagai gangguan dimana individu tidak mampu berperan serta dalam hubungan seksual seperti yang diharapkannya. Gangguan tersebut dapat berupa kekurangan minat (interest), kenikmatan (enjoyment), gagal dalam respons fisiologis yang dibutuhkan untuk interaksi seksual yang efektif (misalnya ereksi), atau tidak mampu mengendalikan atau mengalami orgasme. Respon seksual adalah suatu proses psiko-somatik dan kedua proses (psikologis dan somatik) biasanya terlibat sebagai penyebab disfungsi seksual.

B. FAKTOR PENYEBAB
a) Biologi Penyakit fisik yang menyebabkan disfungsi seksual adalah diabetes militus (kencing manis), anemia, kurang gizi, penyakit kelamin, penyakit otak dan sumsum tulang, akibat operasi prostat pada pria, tumor atau kanker rahim pada wanita, menurunnya hormon (pada pria maupun wanita), akibat pembedahan indung telur, penggunaan narkoba, obat penenang, alkohol, dan rokok.
b) Psikososial penyakit mental yang menyebabkan disfungsi seksual adalah psikosis, schizophrenia,neurosis cemas, histerik, obsesif-kompulsif, depresif, fobia,gangguan kepribadian atau psiko-seksual, serta retardasi mental dan gangguan intelegensia

C. MACAM-MACAM DISFUNGSI SEKSUAL
a) Gangguan Nafsu Seksual
Gangguan Nypho Maniac atau lebih dikenal dengan sebutan hiperseks adalah bukan suatu penyakit. Tetapi lebih cenderung gangguan jiwa. Jenis gangguan ini secara phatologis belum ditemukan penyebabnya yang jelas. Maka pengidap kelainan Nypho Maniac tidak dapat disembuhkan dengan pijat atau refleksi secara cepat. Tetapi pijat dilakukan hanya sebatas sebagai meredakan ketegangan jaringan saraf dan sel darah. Sehingga seseorang akan dapat mengontrol emosinya dengan baik. Gangguan psikis ini bisa terjadi pada pria maupun wanita.
Apabila mengalami Nypho Maniac seseorang akan merasa dirinya ingin selalu melakukan hubungan badan yang berlebihan. Dan ingin berganti-ganti pasangan atau tidak pernah puas. Yang pasti bagi pengidap kelainan ini, dirinya diperbudak oleh nafsu seksualitasnya. Kalau keinginan tersebut tidak tersalurkan biasanya badan mengalami kaku, baik otot-otot, urat, tulang, dan organ tubuh lainnya. Sehingga penderita merasa kecanduan. Gangguan ini secara phatologie disebut Hysteris Seksual (Nypho Maniac).

Dari tindakan pijat yang dilakukan diharapkan dapat menstimulasi organ serta jaringan tubuh lainnya. Dan terjadi efek keseimbangan yang positif. Pijatan dilakukan seluruh tubuh; secara rutin agar penggumpalan sisa-sisa pembakaran (mioglosis) larut dalam aliran darah, membantu pembentukan sel-sel baru dan mengobati atau meringankan berbagai gangguan rangsang (penyakit) dengan membangun antibodi di dalam tubuh. Yaitu sebagai penyamping antigen/benda aing yang masuk ke dalam tubuh.

Kalau suatu protein tertentu masuk dalam aliran darah, maka zat asing ini mengakibatkan terbentuknya protein spesifik yang disebut tantibodiest. Kelak jika protein yang sama masuk lagi ke dalam tubuh lalu terjadi reaksi antara antibodi dan antigen, akibatnya histamin yang ada diantara sel, dalam keadaan inaktif dibebaskan di bawah pengaruh seratonin. Hormon saraf yang terdapat di dalam sel kadar buslamin dalam darah naik mendadak.

Pijat diberikan setelah tubuh dilakukan rileksasi. Pijat khusus pengobatan dimulai dengan melakukan petressage dengan ibu jari tangan pada titik-titik nyeri mulai dari pertigaan mata di dahi sampai batas rambut menyamping lewat tepi rambut terus ke bawah melingkari belakang telinga, leher belakang, bahu atas, dan belakang. Lalu tiga titik nyeri lengan atas depan. Kemudian, tiga titik nyeri lekuk siku, tiga titik nyeri lengan bawah, dan tiga titik nyeri pergelangan tangan depan dan telapak tangan.

Lalu enam titik nyeri lengan atas belakang, enam titik nyeri lengan bawah belakang, tiga titik nyeri pergelangan tangan belakang, dan sembilan titik nyeri pada titik meridian bagian punggung telapak tangan dan jari-jari. Dilakukan pada anggota tubuh atas bagian kiri dan kanan perawatan dilakukan rutin 7 hari sekali.

b) Gangguan Nafsu Seksual Hipoaktif
Gangguan seksual dimana minat terhadap kegiatan atau fantasi seksual yang sangat kurang yang mestinya tidak diharapkan bila dilihat dari umur dan situasi kehidupan orang yang bersangkutan. Seseorang yang memiliki gangguan nafsu seksual hipoaktif hanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki minat terhadap semua jenis aktivitas seksual.

• Ciri ciri Gangguan Nafsu Seksual Hipoaktif menurut DSM-IV-TR meliputi :
 Tidak adanya minat terhadap fantasi seksual dan kurangnya keinginan untuk melakukan aktifitas seksual yang persisten atau berulangkali terjadi
 Stres (distress) yang signifikan atau kesulitan hubungan dengan antar pasangan karena kekurangan ini
 Kurangnya nafsu ini bukan lebih menjadi bagian penentu bagi gangguan lain (misalnya gangguan suasana perasaan, kecemasan, psikosomatis) dan bukan disebabkan karena efek efek fisiologis obat atau penyalahgunaan obat.

• Penyebab secara umum :
 Ortodoksitas agama
 Takut kehilangan kendali saat melakukan hubungan seksual
 Takut hamil
 Depresi
 Efek samping konsumsi obat penenang
 Kurangnya rasa tertarik yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya kebersihan pasangan
 Komunikasi dengan pasangan yang tidak baik
 Memiliki riwayat trauma seksual seperti perkosaan / pelecahan seksual dimasak kanak-kanak
 Takut terkena penyakit seksual menular
 Stres yang tinggi
 Kadar testosteron yang rendah pada laki-laki

c) Gangguan Keengganan Seksual/Gangguan Gairah Seksual
Menghindari hampir semua kontak genital. Ketidak inginan yang ekstrim baik secara menetap maupun berulang terhadap kontak seksual dengan pasangan. Gangguan yang menyebabkan penderitaan yang jelas atau kesulitan interpersonal. Keengganan dapat mengambil beberapa bentuk yang berbeda, itu mungkin terkait dengan aspek-aspek tertentu dari hubungan seksual, seperti melihat alat kelamin pasangan atau bau sekresi nya tubuh, tetapi dapat meliputi mencium, memeluk, dan hastakarya sebagai serta hubungan itu sendiri. Dalam beberapa kasus orang dengan gangguan keengganan seksual menghindari segala bentuk hubungan seksual yang lain, bagaimanapun, tidak kecewa dengan mencium dan membelai, dan mampu melanjutkan normal sampai terjadi kontak kelamin.

• Penyebab
Ada beberapa penyebab gangguan keengganan seksual.
 Penyebab paling umum adalah masalah interpersonal dan pengalaman traumatis. Masalah interpersonal umumnya menyebabkan gangguan penolakan situasi spesifik seksual, di mana gejala terjadi hanya dengan mitra tertentu atau dalam kondisi tertentu. Dalam kasus tersebut, ketegangan mendasar atau ketidakpuasan dengan hubungan sering penyebabnya.
 Alasan untuk tidak bahagia dengan hubungan itu mungkin termasuk penemuan perselingkuhan perkawinan; perselisihan besar atas anak-anak, uang, dan peran keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya kebersihan pribadi di sisi mitra, atau masalah yang sama.
 Trauma pengalaman juga telah ditemukan menyebabkan gangguan penolakan seksual, sering dari berbagai umum. Beberapa trauma mungkin termasuk pemerkosaan, inses, penganiayaan, atau bentuk lain dari pelecehan seksual
 ajaran agama atau budaya yang mengasosiasikan aktivitas seksual dengan perasaan bersalah yang berlebihan.

• Gejala
Gejala-gejala gangguan keengganan seksual dapat berkisar dari ringan sampai parah. Gejala ringan termasuk kurangnya minat dan jijik ringan. Gejala berat dapat mencakup serangan panik dengan semua gejala serangan seperti itu, termasuk pusing, sesak napas, ketakutan intens, dan denyut jantung yang cepat. Orang yang menderita gangguan keengganan seksual yang sering keluar dari jalan mereka untuk menghindari situasi yang bisa berakhir dengan kontak seksual dengan segala cara mereka bisa memikirkan, termasuk mau tidur pada waktu yang berbeda dari pasangan, menghabiskan waktu ekstra di tempat kerja, atau mencoba untuk membuat sendiri kurang menarik secara seksual.

• Perawatan
Gangguan penolakan seksual tidak dianggap memiliki penyebab fisiologis biasa yang mendasari. Perlakuan yang biasa adalah program psikoterapi untuk kondisi psikologis (s) yang mungkin menyebabkan masalah. Pernikahan konseling, atau pasangan konseling, sering tepat jika masalah gangguan pasangannya.
Pengobatan dapat digunakan untuk mengobati beberapa gejalanya yang mungkin berhubungan dengan gangguan penolakan seksual, seperti serangan panik, jika mereka cukup berat sehingga menyebabkan kesulitan tambahan.

d) Gangguan Gairah Seksual Wanita
Yaitu ketidakmampuan yang bersifat terus-menerus untuk mencapai / mempertahankan kenikmatan seksual ( lubrikasi dan pembengkakan genital ) yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas seksual. Gangguan ini dapat disebabkan karena disstres yang mendalam,efek fisiologis langsung dari obat-obatan/penyakit medis umum. Kelainan ini mirip dengan impotensi pada pria. Kelainan ini bisa terjadi seumur hidup atau bisa terjadi setelah suatu masa dimana fungsinya normal.

• Penyebab
Kelainan gairah seksual pada wanita memiliki penyebab fisik maupun psikis.
Kelainan ini bisa terjadi seumur hidup atau terjadi setelah suatu fungsi yang normal. Penyebab yang utama adalah faktor psikis, yang bisa berupa perselisihan pernikahan, depresi dan keadaan yang menimbulkan stres. Seorang wanita bisa menghubungkan seksual dengan perbuatan dosa dan kesenangan seksual dengan perasaan bersalah. Rasa takut akan keintiman juga dapat memegang peranan. Beberapa wanita atau pasangannya tidak menyadari bagaimana fungsi organ kelamin wanita, terutama klitoris, dan mereka mungkin tidak mengetahui tehnik dari perangsangan seksual.
Sedangkan faktor fisik yang bisa menyebabkan kelainan gairah seksual pada wanita diantaranya adalah:
 Rasa nyeri karena endometriosis atau infeksi kandung kemih (sistitis), infeksi vagina (vaginitis)
 Kekurangan hormon estrogen yang menyertai masa menopause atau pengangkatan indung telur biasanya menyebabkan kekeringan dan penipisan dinding vagina
 Histerektomi (pengangkatan rahim) atau mastektomi (pengangkatan payudara)
 Kelenjar tiroid yang kurang aktif
 Anatomi vagina yang abnormal, yang disebabkan oleh kanker, pembedahan atau terapi penyinaran
 Hilang rasa karena alkolik, diabetes atau kelainan sistem saraf tertentu (misalnya sklerosis multipel)
 Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi kecemasan, dperesi atau tekanan darah tinggi.

• Pengobatan
Berbagai keadaan fisik bisa diobati. Misalnya diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi kandung kemih atau infeksi vagina dan diberikan hormon untuk menggantikan kekurangan hormon. Bisa dilakukan penyuluhan untuk mengajarkan teknik pemusatan perasaan (terapi seksual). Latihan Kegel dapat memperkuat otot-otot panggul dan bisa membantu wanita untuk mencapai kepuasan. Pada latihan ini wantia mengerutkan otot-otot vaginanya kuat-kuat (seperti menahan berkemih) selama 10-15 menit, minimal sebanyak 3 kali/hari selama 2-3 bulan.

• Diagnosis gangguan gairah bagi perempuan :
 Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik membantu dalam menentukan apakah penyebab utamanya adalah faktor psikis atau faktor fisik.
 Tidak terjadinya lubrikasi vagina yang memadai dalam melakukan hubungan seksual secara nyaman.

e) Gangguan Ereksi pada Pria/Gangguan Orgasme pada Pria
Ketidakmampuan untuk mencapai/mempertahankan ereksi yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas seksual. Salah satu jenis gangguan ereksi yaitu impotensi,di mana laki-laki yang bersangkutan tidak memiliki kekuatan dalam kendali selama aktivitas seksual.

• Diagnosis gangguan ereksi/orgasme pada pria :
Terjadinya kegagalan yang terus menerus untuk mencapai/mempertahankan ereksi.

• Penyebab Disfungsi Ereksi
 Kelainan pembuluh darah. Agar dapat menegang, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) dapat menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.


 Kelainan persarafan. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini dapat terjadi akibat:
• Cedera Diabetes melitus
• Sklerosis multiple
• Stroke
• Obat-obatan
• Alkohol
• Penyakit tulang belakang bagian bawah
• Pembedahan rektum atau prostat.
 Obat-obatan. Risiko DE meningkat seiring dengan kebiasaan mengonsumsi narkotika, obat zat psikotropika, antidepresi (litium), obat penenang dan hormon. Serta dapat juga dipicu dari konsumsi obat-obatan anti-hipertensi dan antigastritis (simetidin).
 Kelainan pada penis
 Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual

f) Gangguan Orgasme pada Wanita
Adalah Ketiadaan orgasme setelah satu periode kenikmatan seksual normal.

• Penyebabnya antara lain :
a) Perempuan yang jarang/tidak pernah melakukan masturbasi sebelum mereka mulai melakukan hubungan seksual memiliki kemungkinan jauh lebih besar untuk tidak mengalami orgasme.Kurangnya pengetahuan tentang seksual,terutama ketidaktahuan akan anatomi genital mereka sendiri
b) Konsumsi alkohol kronis dapat menjadi faktor somatik
c) Perempuan memiliki ambang batas orgasme yang berbeda
d) Rasa takut akan kehilangan kendali, Seperti : berteriak tanpa kendali,hal itu dapat membuat dirinya tampak bodoh/pingsan.
e) Perasaan nonseksual yang dimiliki pasangan tersebut dapat juga mempengaruhi

• Gejala
Pada disfungsi ereksi, tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
 Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan ereksi secara berulang (sedikitnya selama 3 bulan )
 Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten
 Ereksi hanya sesaat.

• Pengobatan
Impotensi dapat diobati tanpa pembedahan. Jenis pengobatan yang ada tergantung kepada penyebab primernya. Selain itu ditujukan pula untuk memperbaiki fungsi ereksi. Tidak sedikit kasus disfungsi ereksi tidak memerlukan obat, terutama pada kasus disfungsi ereksi karena faktor psikologis. Disamping itu, peran pasangan sangat penting untuk membantu pemulihan disfungsi ereksi.
 Beberapa cara pengobatan DE :
 Vacuum constriction.
 Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis (revaskularisasi).
 Terapi akupuntur
 Penis tiruan (protesis penis), merupakan pilihan terakhir jika semua upaya tidak memberikan hasil yang memadai.
Namun yang terbaik adalah mengadakan konsultasi dengan dokter spesialis pada bidangnya secepatnya. Lebih baik lagi untuk pengobatan gangguan DE adalah mencegah timbulnya gangguan dengan:
 Batasi atau menghindari penggunaan alkohol atau obat-obatan serupa
 Berhenti merokok
 Olahraga yang cukup
 Hindari/ kurang stress, rasa cemas dan depresi
 Istirahat yang cukup
 Periksa kesehatan secara teratur di dokter

• Tips Mengatasi Disfungsi Ereksi
1. Lakukan medical checkup, ketahui apakah ada indikasi penyakit faktor risiko disfungsi ereksi yaitu diabetes, ateroskleroosis, jantung, dan lainnya.
2. Obati penyakit pencetus disfungsi ereksi, jika obatnya memiliki efek samping yang memperparah disfungsi ereksi, konsultasikan dengan dokter.
3. Jalani gaya hidup sehat bebas stres yang mendukung terapi pengobatan.
4. Jangan minum sembarang obat kuat tanpa pengawasan dokter guna menghindari efek samping yang dapat merugikan kesehatan tubuh.
5. Cobalah variasi seksual misalnya dengan mencoba beberapa macam teknik foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan.
6. Bila perlu konsumsi suplemen vitalitas yang dapat menjaga stamina sekaligus membantu terjadinya ereksi, tentunya setelah mengadakan konsultasi dengan tenaga medis terpercaya.

g) Ejakulasi Dini/Gangguan Nyeri Seksual
Ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi sedemikian rupa sehingga masing-masing menikmati hubungan seksual. Ejakulasi dini dapat terjadi sebelum penis dimasukkan ke dalam vagina,namun lebih sering terjadi dalam beberapa detik setelah kontak kelamin. Ejakulasi dini umumnya berhubungan dengan kecemasan yang tinggi.Laki-laki yang mengalami masalah tersebut,lebih responsif terhadap sentuhan.

• Penyebab :
 Takut bila pasangan hamil
 Menyembunyikan rasa cinta
 Mengekspresikan kekasaran
 Takut untuk melepaskan kendali
 Adanya cedera saraf tulang belakang/penggunaan obat penenang tertentu

h) Dispareunia Vaginismus
Kejang berulang pada bagian luar ketiga pada vagina hingga ke tingkat yang tidak memungkinkan terjadinya kontak kelamin. Rasa sakit yang luar biasa membuat hubungan seksual menjadi terganggu dan pada umumnya wanita sulit menikmati aktivitas tersebut dan membuat individu menjadi tertekan karenanya.

Para ahli menggolongkan dispareunia sebagai gangguan fungsi seksual, gangguan ini hanya muncul saat berhubungan seksual (intercourse) atau berhubungan dengan aktivitas seksual semata, kondisi ini tidak berlaku pada pasangan yang pertama sekali melakukan aktivitas seksual.

Diperkirakan ada sekitar 15% wanita mengalami gangguan yang berhubungan dalam intercourse, namun hanya 1-2% saja yang didiagnosa mengalami gangguan dispareunia. Kebanyakan dari kasus yang ada, sebagian besar disebabkan oleh pengalaman trauma akibat pemerkosaan dan kekerasan seksual. Dispareunia sangat jarang terjadi akibat permasalahan medis.

Individu dengan pengalaman yang menyakitkan selama proses intercourse dapat menimbulkan trauma, rasa takut akan menjadi pengalaman yang tidak mengenakan selama proses aktivitas seksual yang dapat mempengaruhi hubungan dengan pasangannya.

• Faktor Penyebab
1. Pengalaman trauma seksual.
Pengalaman percobaan perkosaan, pemerkosaan atau kekerasan seksual pada masa kecil menjadi salah satu sebab utama munculnya dispareunia. Ketika dewasa, wanita dengan pengalaman trauma ini akan mengingat kembali masa-masa trauma sehingga ia akan merasa tidak nyaman dan tidak menikmati hubungan seksual, beberapa diantara korban kekerasan seksual dilaporkan mengalami gangguan vaginismus. Wanita dengan latar Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) memiliki resiko gangguan ini.
2. Rasa bersalah, kecemasan yang tinggi dan persepsi tentang seks yang salah.
Beberapa kondisi diatas dapat memicu tekanan otot-otot sekitar vagina menguat. Rasa bersalah, kecemasan yang tinggi dan persepsi tentang seks yang salah merupakan salah satu penyebab kemunculan dispareunia. Individu yang dibesarkan dari keluarga yang kaku yang beranggapan bahwa seks itu adalah tabu, menjijikan atau buruk mempunyai resiko yang lebih besar terkena gangguan ini. Perempuan yang takut hamil juga mempunyai resiko mengidap gangguan ini.
3. Trauma yang berhubungan dengan daerah kelamin
Gangguan dispareunia muncul pada wanita yang mengalami kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh tindakan operasi pembedahan pada bagian (alat) kelamin. Misalnya penyakit kanker yang mengharuskan bagian-bagian tertentu dari vagina harus diangkat. Beberapa wanita tersebut mengalami pemerosotan rasa percaya diri yang tajam, mudah sensitif, merasa seperti bukan layaknya wanita sepenuhnya. Hubungan intim pun menjadi sangat sensitif baginya.
4. Depresi dan kecemasan secara umum.
Depresi dan kecemasan menyeluruh dapat memicu munculnya dispareunia. Individu dengan tingkat depresi dankecemasan yang tinggi akan membuat individu tersebut menjadi tidak tertarik dengan aktivitas seksual.
5. Permasalahan dengan pasangan
Dispareunia muncul pada kebanyakan wanita yang mengalami permasalahan dalam relationship dengan pasangannya. Kekerasan fisik dan seksual, akan mempengaruhi hubungan secara emosional dengan pasangan. Hal ini pada akhirnya berpengaruh pada keengganan atau ketidaktertarikan pada hubungan seksual dengan pasangan. Ketakutan wanita akan pria tidak tertarik lagi dengan dirinya juga dapat penyebab kemunculan gangguan ini. Sama halnya pada pria, permasalahan ini dapat menimbulkan ketidaktertarikan pada hubungan seksual yang berakibat pada munculnya gangguan ereksi dan sangat jarang terjadi dispareunia.
6. Beberapa kondisi lain.
Rangsangan yang kurang akan membuat suasana vagina menjadi kering, kondisi kurangnya cairan vagina juga dapat disebabkan oleh obat-obatan salah satunya adalah golongan Antihistamine. Beberapa penyakit seperti penyakit kencing manis, radang vagina, infeksi bakteri saluran vagina (Pelvic Inflammatory Disease, PID) dan kekurangan hormon estrogen juga dapat menjadi penyebab munculnya rasa sakit.

• Simtom
 Rasa sakit pada area genital secara menetap dan muncul ketika akan memulai aktivitas, selama dan hingga pada akhir aktivitas seksual
 Menimbulkan frustrasi dan stress akibat rasa sakit yang ditimbulkan
 Rasa sakit bukan disebabkan langsung oleh vaginismus atau kekurangan cairan lubrikasi, atau disebabkan langsung dari gangguan lain, dan juga bukan disebabkan langsung dari efek obat-obatan, medis atau kondisi umum medis. Dispareunia dapat muncul bersamaan atau memunculkan gangguan seksual lainnya.

Simtom utama dispareunia adalah kemunculan rasa sakit terutama pada proses panetrasi, kesulitan penis memasuki vagina yang dapat menimbulkan rasa perih seperti terbakar atau luka akibat gesekan. Disamping itu vagina terasa kering seperti kekurangan lubrikasi dapat menyebabkan rasa sakit berkelanjutan selama proses intercourseberlangsung. Pada umumnya dispeurania menyebabkan wanita kesulitan dalam mencapai orgasme dan kondisi ini menimbulkan frustrasi.

Rasa sakit pada area panggul yang muncul setelah beberapa jam intercourse atau rasa sakit yang disertai orgasme dibagian dalam vagina merupakan adanya tanda-tanda gejala medis, namun demikian rasa sakit tersebut dapat muncul bila kurangnya rangsangan.

• Treatment
Konseling sering dilakukan dalam mengidentifikasi perasaan-perasaan negatif terhadap seks, konseling bersama pasangan yang sah perlu dilakukan untuk meningkatkan komunikasi bersama dan membahas permasalahan seks yang muncul. Konselor secara bersama akan memberikan tips-tips yang dapat dilakukan oleh kedua belah pasangan dan dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat kemajuan yang diperoleh. Wanita yang mengalami kekerasan seksual atau pemerkosaan akan disusun langkah-langkah tertentu dalam menghadapi rasa takut yang disebabkan oleh pengalaman trauma di masa lalu.

Terapi seks dilakukan untuk memberikan informasi mengenai teknik-teknik perangsangan yang tepat dan pencapaian orgasme bagi keduabelah pihak. Terapi seksual juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual seperti teknik foreplay, mengontrol secara tepat kapan panetrasi dilakukan akan membantu wanita dalam menciptakan suasana nyaman dan rileks dalam melakukan aktivitas seksual.

Pada wanita yang mengalami vaginismus akan diberikan beberapa alat khusus yang dapat digunakan untuk memberikan kelonggaran otot-otot vagina. Alat tersebut akan mengurangi itensitas ketegangan pada otot-otot sekitar panggul atau area tertentu sebagai pemicu vaginismus.Secara medis, dispareunia perlu juga dilakukan pengecekan panggul, beberapa check up perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada rongga panggul.

i) Disfungsi Seksual Akibat Kondisi Medis Tertentu
Disfungsi seksual yang bermakna secara klinis yang menyebabkan penderitaan yang jelas atau kesulitan yang interpersonal yang menonjol. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyaki, pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium bahwa disfungsi seksual dijelaskan sepenuhnya oleh efek fisiologis langsung.

Gangguan organik atau fisik dapat terjadi pada organ, bagian-bagian badan tertentu atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang sedang terganggu dapat menyebabkan disfungsi seksual dalam berbagai tingkat (Tobing, 2006).

Faktor fisik yang sering mengganggu seks pada usia tua sebagian karena penyakit-penyakit kronis yang tidak jelas terasa atau tidak diketahui gejalanya dari luar. Makin tua usia makin banyak orang yang gagal melakukan koitus atau senggama (Tobing, 2006). Kadang-kadang penderita merasakannya sebagai gangguan ringan yang tidak perlu diperiksakan dan sering tidak disadari (Raymond Rosen., et al, 1998).

Dalam Product Monograph Levitra (2003) menyebutkan berbagai faktor resiko untuk menderita disfungsi seksual sebagai berikut:
a) Gangguan vaskuler pembuluh darah, misalnya gangguan arteri koronaria.
b) Penyakit sistemik, antara lain diabetes melitus, hipertensi (HTN), hiperlipidemia (kelebihan lemak darah).
c) Gangguan neurologis seperti pada penyakit stroke, multiple sklerosis.
d) Faktor neurogen yakni kerusakan sumsum belakang dan kerusakan saraf.
e) Gangguan hormonal, menurunnya testosteron dalam darah (hipogonadisme) dan hiperprolaktinemia.
f) Gangguan anatomi penis seperti penyakit peyronie (penis bengkok).
g) Faktor lain seperti prostatektomi, merokok, alkohol, dan obesitas.
Beberapa obat-obatan anti depresan dan psikotropika menurut penelitian juaga dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi seksual, antara lain: barbiturat, benzodiazepin, selective serotonin seuptake inhibitors (SSRI), lithium, tricyclic antidepressant (Tobing, 2006).

j) Disfungsi Seksual Akibat Penggunaan zat
Disfungsi seksual yang bermakna secara klinis yang menyebabkan penderitaan yang jelas atau kesulitan yang interpersonal yang menonjol. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa disfungsi seksual akibat pemakaian zat . Sudah berabad lamanya orang mencari obat/makanan yang dapat meningkatkan / menambah / memperbaiki kemampuan atau kenikmatan seksualnya (“obat kuat"). Beberapa zat / obat / makanan telah disebut-sebut memiliki khasiat aphrodisiac disebut sex enhancers tetapi perlu diketahui bahwa penggunaan saat tertentu dapat justru mengakibatkan berkurangnya kemampuan bahkan juga kenikmatan seksual, selain efek samping lain. Penelitian-penelitian sampai hari ini belum dapat menemukan obat yang dapat meningkatkan kemampuan seksual seseorang, tanpa batas, bekerja pada siapa saja.

Penggunaan obat/zat untuk maksud ini tidak hanya pada orangorang dewasa saja tetapi sejalan dengan meluasnya gangguan penggunaan zat, makin banyak dijumpai orang-orang muda, remaja yang terlibat dalam eksperimen menggunakan obat-obat untuk menunjang perilaku seksualnya, suatu hal yang sebetulnya tidak wajar atau tidak diperlukan.

Penggunaan obat dalam kaitannya dengan perilaku seksual manusia dapat terjadi dalam beberapa keadaan. Dalam keadaan normal dapat dijumpai pada pria yang mulai lanjut usia, yang fungsi dan kemampuan seksnya telah mulai berkurang/mundur, misalnya minum kopi beberapa saat sebelum melakukan aktivitas seksual dapat membantu meningkatkan kemampuan seksualnya. Demikian juga beberapa zat/bahan lain yang mengandung kafein (coklat, kakao). Mereka yang sering gugup bila berhadapan dengan 1awan jenisnya dapat dibantu dengan obat penenang dalam dosis tertentu, tetapi jika dosis ini dilampaui maka yang terjadi justru kemunduran kemampuan.

Mereka yang kurang yakin mengenai kemampuan seksualnya, merasa rendah diri atau malu, kadang-kadang juga menggunakan obat atau minuman beralkohol. Seorang wanita yang menyadari perbuatannya adalah terlarang, tetapi tak berdaya menolaknya, dapat meminum sejenis pi1 tidur untuk membius dirinya sesaat sebelum berkencan, agar tidak merasakan penderitaan (merasa tertekan karena malu) ketika melakukan hubungan yang terlarang itu. Remaja yang menga1ami hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan psikoseksualnya dapat bereksperimentasi dengan obat-obatan untuk mendapatkan perasaan mantap dalam hal seksual. Seseorang yang dorongan seksnya terlalu besar sehingga sulit dikendalikan kadang-kadang meminta pertolongan dokter untuk mendapatkan obat penekan nafsu seks.

Demikian juga isteri atau suami yang kewalahan melayani permintaan teman hidupnya dalam hal seks, mungkin secara diam-diam meminta pertolongan dokter atau dukun agar diberi obat pelemah seks untuk partnernya itu. Obat-obat yang digunakan bukan hanya yang tergolong dapat merangsang atau menekan seks saja, melainkan juga obat yang sebetulnya untuk penyakit jantung misalnya vasodi1atansia atau obat untuk infeksi alat kemaluan, atau salep pelicin. Bahaya yang dapat timbul selain penyalahgunaan dan atau ketergantungan zat / obat, dapat berupa efek samping obat yang dipakai (insomnia, gastritis, impotensi, tekanan darah rendah, reaksi psikotik, radang saluran kemih dan sebagainya).

Ada sejumlah besar obat, baik yang harus diresepkan maupun yang dapat dibeli bebas, mempunyai pengaruh terhadap fungsi seksual manusia. Penelitian mengenai hal ini masih amat terbatas sehingga tidak banyak diketahui tentang peranan sesungguhnya obat-obat tersebut dalam pengaturan fungsi seksual manusia.

• Daftar obat-obat nonpsikotropik atau nonpsikoaktif, yang dapat mempengaruhi fungsi seksual manusia :
a. Obat-obat Antihipertensi
Dapat menurunkan libido dan fungsi seks
1. Diuretika
 Thiazide
 ethacrynic acid
 furosemide
 spironolactone
2. Non-diuretika
 alpha-methy1dopa
guanethidine
 hydralasine
 reserpine
 propranolol
 nimodipin
Penghambat ganglion: pentolinium,mecamy1amine

b. Hormon
 androgen : testosteron
 anti androgen: estrogen
 cyprosterone acetate
 medroxyprogesterone acetate/MPA
 kortikosteroid
 prednison
 prednisolon

c. Psikotropika (bahan psikoaktif)
1. Sedatif dan hipnotik
 Meprobamate : Medicar®
 Benzodiazepin: Chlordiazepoxide (Librium®); Diazepam (Valiurn®); Alprazolam;
 Clobazam dan sebagainya)
 Barbiturat (Luminal®, Pentothal®, Nembutal® dan sebagainya)
 Methaqualone
2. Antipsikotika
 Phenothiazine (Largacti1®,Melleril®,Stelazine®)
 Haloperidol (Haldol®, Serenace®)
 Monoamine-Oxidase Inhibitor (MAO-I): (Aurorix®)
 Tricyclic Antidepressants (TCAs)
 Lithium Carbonate (Priadel®; Theralite®)
 Anticholinergics (Cimetidine; Clofibrate; L-Dopa)
3. Alkohol/minuman beralkohol
4. Nikotin (tembakau, sigaret)
5. Marijuana (gelek, ganja, hasish, cimeng)
6. Opioid (heroin)
7. Amfetamin (MDMA, Ecstasy)
8. Kokain
9. Halusinogen (LSD/acid, mushroom)

• Seks Dan Alkohol
Alkohol dosis rendah dapat meningkatkan fungsi dan perilaku seksual, tetapi dalam dosis tinggi dan lama akan menimbulkan disfungsi seksual, bahkan kemandulan. Faktor kepribadian atau kondisi mental mereka yang sedang dalam suasana jiwa gembira, dengan minum alkohol akan bertambah gembira, tetapi jika dalam suasana murung, malah akan makin murung, fungsi seksnyapun akan makin buruk.

• Seks Dan Nikotin
Pada mereka yang tidak terbiasa merokok, mengisap rokok sebelum coitus mungkin akan memperburuk fungsi/perilaku seksualnya akibat intoksikasi nikotin. Banyak perokok mengisap rokok dulu sebelum melakukan hubungan intim karena sudah terbiasa dan karena nikotin memberikan sedikit rangsangan , sedikit menyegarkan (nikotin mempunyai sifat stimulan).

• Seks Dan Marijuana
Pemakaian sekali-sekali mungkin dapat meningkatkan fungsi seks dan fantasinya; dan seperti alkohol, bersifat melancarkan (to facilitate). Penggunaan kronis, sama seperti heroin/opioida akan menurunkan fungsi seks atau menyebabkan kemandulan karena menurunkan kadar hormon testosteron dalam darah. Sebagian pemakai menceritakan kenikmatan seks yang meninggi jika sebelum coitus mereka mengisap ganja. Sebagian lagi tidak merasakan efek tersebut.

• Seks Dan Opiat/Opioida
Dosis rendah dan sekali-sekali dapat memperlambat ejakulasi, dosis tinggi dan kronis akan menyebabkan kemandulan dan penurunan fungsi seks karena menyebabkan penurunan testosteron serum. Wanita pecandu banyak yang menggunakan seks untuk mendapatkan uang pembeli heroin atau dimanfaatkan secara seksual oleh pria pengedar atau pacarnya yang ketergantungan heroin.

• Seks Dan Obat Antidepresan
Obat-obat antidepresan dapat menyebabkan kesulitan orgasme pada wanita dan kesulitan ejakulasi pada pria; yang merupakan efek samping utama. Ini terjadi misalnya pada antidepresan trisiklik seperti clomipramine, imipramine, amitriptyline, dan lebih jarang oleh desipramine, amoxapine dan nortriptyline. Untuk golongan MAO-I, tersering oleh phenelzine. Pargyline, isocarboxazid dan tranylcypromine kurang menyebabkan disfungsi seksual.
Untuk golongan antidepresan atipikal: trazodone menyebabkan anorgasmia/inhibisi ejakulasi sertraline menyebabkan kelambatan ejakulasi, dan fluoxetine menyebabkan kesulitan orgasme atau orgasme spontan. Cyproheptadine dapat memulihkan disfungsi ejakulasi/orgasme akibat antidepresan.

Antidepresan diperlukan dan efektif untuk disfungsi seksual yang merupakan gejala depresi. Vilaxazine dan trazodone dilaporkan lebih efektif daripada yang lainnya untuk memperbaiki ereksi dan minat seksual pada pasien depresi. Antidepresan juga efektif untuk sexual phobia dan premature ejaculation. (yang terakhir ini memanfaatkan efek samping antikholinergik) untuk ini yang tersering dipakai adalah imipramine, walaupun yang lain juga bisa termasuk MAO-Is. Clomipramine terkenal karena mempunyai efek paradoksal : menginduksi atau menghambat orgasme wanita.
• Seks Dan Lithium
Laporan hanya sedikit terutama menurunkan dorongan seks dan menyebabkan disfungsi ereksi.
• Seks Dan Antipsikotika
Efek antipsikotika terhadap fungsi seks sulit dipastikan, karena beberapa faktor harus dipertimbangkan. Terhapuskannya gejala psikotik dapat memperbaiki fungsi seks secara keseluruhan. Pada pasien skizofrenia memang sudah terdapat penurunan fungsi seksual sebelum onset psikosis. Efek sedatif (dan berkurangnya mobilitas/pergerakan sebagai efek samping ekstrapiramidal) cenderung mengurangi aktivitas /perilaku seksual.
Kesulitan seksual yang paling sering ditimbulkan oleh obat antipikotika adalah hambatan ejakuIasi yang paling parah oleh Thioridazine (Melleril®) dan Chlorpromazine/CPZ (Largacti1®, Promactil®). Chlorprothixene (Taractane®) dan Trif1uoperazine (Stelazine®) kurang menyebabkan hambatan ejakulasi. CPZ dapat menghapuskan kesulitan ejakulasi akibat thioridazine.

Begitu juga chlorprothixene dapat mengeliminir kesulitan ejakulasi/orgasme akibat chlorpromazine. Trif1uoperazine malah dapat menimbulkan ejakulasi spontan pada satu kasus. Keterlambatan ejakulasi terjadi pada dosis rendah. Hambatan ejakulasi total terlihat pada dosis thioridazine 25- 600 mg sehari.Tampaknya ada kesamaan di antara pria dan wanita dalam hal efek samping fungsi seksual akibat medikasi antipsikotika. Pada kebanyakan kasus, disfungsi seksual dialami satu sampai dua minggu sesudah medikasi antipsikotika pada semua kasus, fungsi seksual kembali normal dalam ± 3 hari penghentian medikasi.

• Seks Dan Stimulansia Dan Kokain
Perlu dipertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut :
a) Pada pecandu amfetamin dapat dijumpai insidens yang lebih tinggi kasus kepribadian antisosial, skizoid dan paranoid (Ellinwood, 1967) juga cenderung terdapat insidens problem identitas seksual yang lebih tinggi (Mott,1972)
b) Perubahan-perubahan nafsu seks akibat penggunaan amfetamin tampaknya berhubungan erat dengan penyesuaian seksual (sexual adjustment) yang sudah ada :
 Mereka yang sexually inhibited menga1ami pengurangan inhibisi .
 Mereka yang terlibat praktek seksual atipikal mengalami peningkatan perilaku (misal sadomasochisme dan incest yang ekstrim).

Efek samping seksual stimulansia sangat bervariasi, kadang-kadang agak saling bertentangan. Dapat terjadi peningkatan dan penurunan nafsu seks, ereksi spontan dan impotensi. Baik dosis dan lamanya pemakaian, cara pemakaian (mode of use), riwayat kehidupan seks individu, setting sosial dan bahkan harapan si pemakai merupakan faktor-faktor yang menentukan. (Piemme,1976). Dosis rendah akan memperlancar, dosis tinggi akan menghambat perilaku seksual.

Berkurangnya inhibisi akibat pemakaian stimulansia dapat meningkatkan dorongan seks dan kenikmatan. Euphoria dan perasaan mengambang/melayang (floating sensation) akibat pemakaian stimulansia dapat meningkatkan atau mengimitasi pengalaman orgasme (Siegel, 1982a, Hollister , 1975). Baik pemakai pria maupun wanita ternyata menunjukkan partisipasi yang lebih sering dalam praktek-praktek seksual atipikal (exhibitionisme, promiscuity, sado-masochism dan incest).

Efek samping seksual tersering : keter1ambatan atau inhibisi ejakulasi. Tampaknya ada perbedaan mencolok dalam sikap pria dan wanita pemakai stimulansia: para pemakai pria berpandangan positif terhadap seks, sedangkan para pemakai wanita lebih banyak berpandangan negatif dan tidak puas (Ellinwood & Rockwell, 1975; Gossop, Stern, Connel 1974; Greaves, 1972, Knapp, 1972).

• Seks Dan Buspiron (Buspar®)
Buspiron mernpengaruhi sistem neurotransimter serotonergik, dopaminergik dan noradrenergik (McEvoy, 1990). Pasien disfungsi seksual yang memperoleh buspiron maksimum 60 mg/hari sampai 4 minggu menunjukkan perbaikan fungsi seksual.

• Seks Dan Fenfluramin
Obat ini bersifat anti obesitas, anorektik dan mendepresi SSP, meningkatkan pelepasan serotonin dan menghambat ambilan kembali serotonin (McEvoy,1990). Dapat menurunkan dorongan/nafsu seks pada dosis 120 mg/hari (Hughes, 1971) dan 240 mg/hari (Sroule, 1971), mungkin karena efek sampingnya (disforia, perut kembung, kramp perut, konstipasi dan anxietas (O'Keane & Dinan, 1991). Impotensi dilaporkan oleh Hollingsworth & Amatruda (1969). Stevenson & Solyom (1990) melaporkan dua kasus dorongan seks meninggi (dosis 60 mg/hari) pada dosis 120 mg/hari pasien mengalami preokupasi seks terus menerus, yang berkurang dan 1enyap sesudah 7 hari penghentian obat ketika obat diberikan lagi, libido meningkat lagi dalam 4 hari.

• Seks dan lsd.
(halusinogenik, serotonin agonist dan antagonist, norepinephrine blocking, dopamine agonist.) Pada pasien dengan kelainan psikoseksual, LSD 25-100 mcg. seminggu selama 2 bulan dapat meningkatkan fungsi seksual (MacCal1um, 1968).

• Seks Dan Anksiolitik
Bensodiazepin dapat bermanfaat untuk mendatangkan keadaan relaks yang diperlukan untuk aktivitas seksual tetapi juga dapat mengganggu respons seksual karena itu harus diberikan secara hati-hati, dimulai dengan dosis rendah, disesuaikan dengan kebutuhan dan dihentikan segera setelah cara lain sudah dikuasai oleh pasien. Jika disfungsi seksual rnerupakan bagian dari gangguan cemas, pemberian anti anksietas harus menuruti prinsip pengobatan neurosis. Alprazolam yang dikenal bermanfaat untuk serangan panik ternyata lebih efektif dibandingkan antianksietas lain untuk mengurangi sexual phobia atau anticipatory anxiety selama coitus.

• Seks Dan Barbiturat
Barbiturat kadang-kadang digunakan o1eh sex therapist untuk hipnosis agar mengatasi hambatan psikologis pasien dalam hal seks. Harus ada informed consent dan hati-hati agar terhindar dari tuntutan hukum. Kadang-kadang digunakan juga pada kasus vaginismus untuk mendatangkan tidur sehingga dapat dilakukan dilatasi vagina, tetapi jarang efektif dan dapat menimbulkan trauma psikologis lebih lanjut.

D. PREVENSI DISFUNGSI SEKSUAL
• Terapi / Penatalaksanaan
Beberapa terapi dikemukakan tetapi hingga saat ini masih terus dipelajari terapi yang paling efektif dalam mengatasi disfungsi seksual. Beberapa terapi yang telah dikemukakan adalah :
1. Terapi seks berdua, kesatuan unit dalam suatu perkawinan sebagai objek dari terapi
2. Hipnoterapi, terapi lebih difokuskan untuk menghilangkan kecemasan dan berbagai faktor psikologis lainnya yang diduga menjadi penyebab dari disfungsi seksual.
3. Terapi Perilaku, dianggap disfungsi seksual sebagai perilaku tidak adaptasi yang dipelajari.
4. Terapi kelompok
5. Terapi biologis/farmakologis, belum sepenuhnya berhasil.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Kulit penis yg sederhana lebih tipis,kulit yg jelang sirah penis bakal memutar balik dan jadi dua tumpuk, menutupi sirah penis, dinamakan kulup, yg dinamakan dgn kulup terlampaui panjang ialah kulup menaungi seluruh sirah penis,jika sirah penis tak kecil,kulup dapat tertuntung dan bakal menampakan sirah penis. berulang ada pertanda kulup yg panjang yg merujuk bagi sirah kulup yg terlampaui kecil,terbungkus perbincangan oleh sirah penis,tidak sanggup ditarik keatas dan tak dapat menampakan sirah penis.

Pria yg terserang kulup terlampaui panjang,cenderung guna memainkan kulup penis, buat disaat yg identik rentan guna masturbasi buat cowok yg sudah gemuk dan bakal merintangi pertumbuhan penis untuk anak yg lagi pada musim pertumbuhan dan kronologi. kulup yg terlampaui panjang tak dapat dikategorikan sbg penyakit,tapi yaitu hina bawaan(cacat bawaan).

Kulup terlampaui panjang bakal mempengaruhi libido,juga ke-2 belah pihak bisa terinduksi kesulitan. Kulup yg terlampaui panjang bakal mempengaruhi kenikmatan seksual buat ke-2 belah pihak.Bagi seluruh cowok kulup yg terlampaui panjang mungkin sanggup mendirikan rasa nyeri atau mati rasa buat dikala bersambung intim, lebihlebih keadaan libido bakal melemah,

Ketika kulup terlampaui panjang melekatkan penis,akan menciutkan sensitivitas sirah penis,menimbulkan tak ejakulasi,ada separo cowok yg kulup nya panjang disertai bersama pertanda impotensi. malahan kulup yg panjang tengah sanggup mendatangkan simptom tidak jarang angan-angan basah. sehingga bersumber itu kepada seluruh cowok yg orang sakit kulup yg panjang mesti mengerti bakal berdampak kepada kehidupan seksualdan resiko negative yg lain nya.

article from: Klinik Apollo
Peringatan : apabila anda merasa artikel ana belum terang atau ada hal lain, sehingga kamu dapat klik Chat Online, di mana profesional saya dapat menjawab keluhan kamu, atau hubungi nomer (021)-62303060. Klinik Apollo Jakarta mengharapkan mudah-mudahan kamu selalu sembuh.

Klinik andrologi jakarta | Pengobatan kulup panjang dengan sirkumsisi

Sirkumsisi di jakarta | Metode sunat modern di Klinik Apollo

Chat Online | Free Consultasion

Unknown mengatakan...

Saya mengalami disfungsi ereksi...tapi kadang2 masih bisa...ereksi sempurna...cuma setiap saat saya mengalami cemas yg begitu...mengganggu pikiran dan hati...takut tida bisa ereksi lagi....obat pun menjadi pilihan...karna ingin memuaskan sang istri....tapi sampai saat ini sata binggung....bagai mana supaya...bisa normal kembali tanpa ...obat

Posting Komentar